Aku tulis ini dengan hati paling dalam.
Saat aku merindukan seseorang yang dahulu pernah mengisi hati dan hari-hariku.
Seseorang yang dahulu sering membuatku tertawa, tersenyum, bahkan menangis.
Kamu. Iya, Kamu.
Aku rindu.
Aku rindu.
Aku rindu kamu.
Dahulu, sebelum aku mengatakan bahwa aku rindu, kamu pasti sudah merasakannya. Memberitahu, dan mengungkapkan bahwa kamu tau isi hatiku.
Tapi, apakah sekarang masih begitu? Apakah hatimu masih tau bahwa aku rindu kamu? Apakah hatimu tau bahwa aku masih membutuhkanmu?
Aku ingin engkau tau.
Aku ingin engkau tau.
Aku ingin engkau tau.
Bahwa, aku rindu kamu.
Mata ini ingin melihat senyummu yang seindah dulu. Hidung ini ingin mencium aroma tubuhmu yang selalu aku rindukan. Telinga ini ingin mendengar kata kata indah dari mulutmu. Tubuh ini ingin memeluk tubuh yang selalu hangat penuh kasih sayang.
Apa kau juga begitu?
Semoga saja.
Karena rinduku, sudah tak tertahankan lagi.
Untukmu, rindu ku selalu.
Saat aku merindukan seseorang yang dahulu pernah mengisi hati dan hari-hariku.
Seseorang yang dahulu sering membuatku tertawa, tersenyum, bahkan menangis.
Kamu. Iya, Kamu.
Aku rindu.
Aku rindu.
Aku rindu kamu.
Dahulu, sebelum aku mengatakan bahwa aku rindu, kamu pasti sudah merasakannya. Memberitahu, dan mengungkapkan bahwa kamu tau isi hatiku.
Tapi, apakah sekarang masih begitu? Apakah hatimu masih tau bahwa aku rindu kamu? Apakah hatimu tau bahwa aku masih membutuhkanmu?
Aku ingin engkau tau.
Aku ingin engkau tau.
Aku ingin engkau tau.
Bahwa, aku rindu kamu.
Mata ini ingin melihat senyummu yang seindah dulu. Hidung ini ingin mencium aroma tubuhmu yang selalu aku rindukan. Telinga ini ingin mendengar kata kata indah dari mulutmu. Tubuh ini ingin memeluk tubuh yang selalu hangat penuh kasih sayang.
Apa kau juga begitu?
Semoga saja.
Karena rinduku, sudah tak tertahankan lagi.
Untukmu, rindu ku selalu.